Pada tanggal 17 – 18 Februari 2015 yang lalu, IOT.CO.ID mendapat kesempatan untuk menghadiri Rundown Smart City Workshop yang diadakan oleh Smart Indonesia Initiatives diketuai oleh Prof. Suhono Supangkat. Tema dari Workshop ini adalah Operations Room and City Analytic. Sekedar informasi, Prof. Suhono merupakan Guru Besar ITB yang paling eksis saat ini di Indonesia untuk topik Smart City.
Setelah dibuka oleh beliau, acara selanjutnya diikuti oleh Ibu Ir. Hayu Parasati dari Kementrian Bappenas yang menjabarkan Framework Nasional berjudul Pengembangan Smart City di Indonesia. Pemaparan presentasi yang dibawakan oleh beliau sangat jelas dan menarik untuk diikuti, ternyata memang Pak Jokowi, Presiden RI sangat mendukung Program Smart City, dengan memasukan program ini ke dalam Kebijakan dan Strategi Pembangunan Perkotaan Nasional (KSPPN) 2015 – 2045. Perencanaannya dimasukan ke dalam Roadmap Pembangunan Perkotaan Nasional Jangka Panjang (RPJPN)
Pada Sesi kedua, Pak Suhono membawakan presentasi tentang Teori Anatomi Kota yang bersumber dari Cityprotocol.org. Singkat cerita, beliau menganalogikan anatomi sebuah kota dengan anatomi tubuh manusia. Beliau juga memperkenalkan konsep Smart City ini sebagai salah satu alat untuk membantu penyembuhan sebuah kota yang sedang sakit. Di bagian terakhir, beliau dan tim menjabarkan konsep Platform Smart City yang sedang dikembangkan di ITB, mencakup : Smart Government, Smart Education, Smart Transportation, Smart Health, Smart Energy, Keamanan, Smart Environment, Smart Social, Smart Payment, dan Smart Commerce. Semua informasi dari elemen tersebut terpusat di Smart City Platform yang dapat ditampilkan dalam bentuk City Dashboard. Contoh dari pengembangan Dashboard oleh tim ITB dan London City Dashboard adalah sebagai berikut:
Dashboard ini biasanya ditampilkan di ruangan City Command Center / Operation Room, seperti yang terdapat di kota Bandung. Terlihat bahwa dengan menggunakan sebuah Dashboard, rekap informasi dari sebuah kota dapat ditampilkan pada satu halaman, tanpa harus melihat banyak halaman dari setiap elemen Smart City. Namun sebuah dashboard tidak akan ada artinya apabila data yang didapatkan adalah hanya sekedar angka belaka yang didapat berdasarkan data buatan. Maka di sini-lah peran penting dari Internet of Things (IOT), yang merupakan salah satu sumber penyedia data real time dari situasi real sebuah kota. Data-data dari IOT devices dikumpulkan di sebuah IOT platform, dan ditampilkan ke City Dashboard melalui bantuan API. Historical data yang disimpan di platform tersebut dapat dianalisa lebih lanjut menggunakan City Analytic yang merupakan salah satu penerapan dari teknologi Big Data. Dengan City Analytic inilah, para pemimpin daerah dapat terbantu untuk mengambil keputusan dan bertindak untuk mengatasi masalah perkotaan.
Menarik bukan ? Dikarenakan luas ukuran dan jumlah penduduk sebuah kota, beserta dinamika, dan permasalahannya, memang diperlukan solusi terintegrasi dengan investasi CAPEX yang tidak sedikit. Oleh karena itulah, kolaborasi dari semua pihak di kota tersebut, termasuk pemerintah kota, akademisi, swasta dan komunitas diperlukan untuk membuat suatu Smart City Ecosystem yang berkelanjutan. Mengulang pertanyaan saya di artikel sebelumnya, Mampukah pemerintah kota merangkul semua pihak tersebut ? Bisnis model apakah yang cocok diterapkan di Indonesia ? Pertanyaan ini pula sempat saya tanyakan kepada Prof. Suhono pada sesi tanya jawab di workshop ini.